Mencari nafkah tidak perlu dipaksakan harus di luar desa, kota besar seperti Jakarta, Bandung dan kota lainnya terlebih lagi harus pergi ke luar negeri sebagai Tenaga Kerja Indonesia menjadi Pembantu Rumah Tangga dengan masa kerja paling singkat selama 2 tahun. Resiko yang harus ditanggung oleh setiap Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri diantaranya harus meninggalkan anggota keluarganya di desa. Jangan berpikir untuk mengambil jalan pintas untuk cepat kaya, karena hal tersebut tidaklah bijak. Keberhasilan meningkatkan kondisi ekonomi keluarga diperlukan suatu proses, tenaga, waktu dan biaya bahkan pengorbanan.
Kesejahteraan keluarga bukanlah hanya berpatokan pada tingkat ekonomi, melainkan kesempatan untuk berkumpul dengan keluarga, sehat jasmani dan rohani, bisa bermasyarakat dan sebagainya.
Jangan mudah menganggap perkotaan bahkan luar negeri adalah tempat yang menjanjikan dengan segala peluang usaha maupun kerja. Di perkotaan tidaklah sedikit orang-orang yang harus menderita karena tidak memiliki pekerjaan yang layak bahkan harus tinggal di tempat kumuh seperti di gubuk pinggiran sungai maupun kolong jembatan. Begitu juga kabar yang tidak jarang kita dengar baik dari tetangga, radio, surat kabar maupun televisi bahwa di luar negeri tidak sedikit para TKI harus mengalami nasib yang kurang baik bahkan harus pulang tanpa nyawa.
Kesabaran, kegigihan, hidup hemat, bermasyarakat, kreatif dan pandai melihat kekayaan di sekitar pedesaan sebagai peluang usaha maupun kerja adalah beberapa modal yang harus dimiliki seseorang untuk dapat memiliki sebutan sebagai seorang wirausahawan desa.
Kekayaan yang dimaksud di atas diantaranya adalah melimpahnya sumber daya alam baik yang bernilai maupun yang dianggap tidak bernilai oleh sebagian banyak orang. Pesawahan, pekarangan rumah yang cukup luas, maupun sungai-sungai tersedia untuk bercocok tanam, berkebun, beternak kambing, ayam, bebek dan sebagainya.
Banyak yang tak terpikirkan oleh kita bahwa daun-daun kering, biji daun saga, pelepah pisang, kerang yang tersebar di pinggiran laut dan sebagainya ternyata bila dibuat sekreatif mungkin dapat bernilai ekonomi yang cukup tinggi. Selain bahan-bahan tersebut mudah diperoleh di pedesaan, cara pembuatan kerajinan tangan dari bahan-bahan tersebut tidaklah terlalu sulit. Selain itu, pembangunan desa yang cukup pesat berpeluang juga menciptakan peluang usaha/kerja bagi warga desa.