Usaha Warung Pecel Lele


Banyak lahan di pedesaan dapat dimanfaatkan untuk budi daya Ikan lele. Oleh karena itu, bagi warga desa yang akan membangun usaha warung pecel lele tidak akan merasa kesulitan untuk mendapatkan ikan lele.
Pecel lele adalah salah satu peluang bisnis kuliner yang cukup menjanjikan. Cara memasaknya cukup sederhana yaitu dengan cara menggoreng serta sedikit pelengkap sayur seperti daun kol, mentimun, daun kemangi serta sambal lalapan berbahan dasar tomat, cabe dan perasan buah jeruk nipis. Bila dihidangkan dan disantap di malam hari dalam kondisi gorengan ikan lele yang cukup kriuk dan masih panas, maka pecel lele sangat nikmat dikonsumsi, terlebih lagi jika ditemani dengan minuman jus jeruk panas.
Ikan lele memiliki kandungan gizi yang tinggi bila dikonsumsi. Menurut Ditjen Perikanan Budidaya disebutkan bahwa :
Ikan lele yang memiliki nama latin Clarias batrachurs, L disukai dan digemari oleh banyak orang. Namun,  tidak semua orang yang menyukai lele dengan alasan ikan lele menyukai makanan busuk yang berprotein dan kotoran yang berasal dari kakus. Padahal ikan lele memiliki kandungan gizi yang tinggi. Berikut nilai dan kandungan gizi yang terdapat pada 100 gr ikan lele:

NO
Jenis Zat Gizi
Bagian ikan yang dapat dimakan
Ikan segar utuh
1
Kadar air (%)
78.5
47.1
2
Sumber Energi (cal)
90
54
3
Protein (gr)
18.7
11.2
4
Lemak (gr)
1.1
0.7
5
Kalsium (Ca) (mgr)
15
9
6
Posfor (P) (mgr)
260
156
7
Zat besi( Fe) (mgr)
2
1.2
8
Natrium (mgr)
150
90
9
Tiamin ( Vit B1)
0.1
0.06
10
Riboflavin (Vit B2) (mgr)
0.05
0.03
11
NiaSin (mgr)
2.0
1.2
Sumber: FAO,1972

Kandungan gizi yang terkandung pada lele memiliki peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh dan apabila jenis gizi tersebut tidak terpenuhi dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, diantaranya adalah:
1.      Sumber energi
Kekurangan sumber energi dapat membuat tubuh lemas dan mengakibatkan akivitas manusia tersebut terhenti sehingga menjadi tidak produktif.
2.      Protein
Kekurangan protein dapat menyebabkan kerontokan rambut, kuku yang tidak sehat,  serta gangguan pertumbuhan.
3.      Lemak
Lemak merupakan sumber asam lemak esensial. Kekurangan lemak dapat menimbulkan gangguan saraf dan penglihatan, kegagalan reproduksi serta gangguan pada kulit, hati, dan ginjal.
4.      Kalsium (Ca)
Kalsium banyak terdapat pada ikan, termasuk juga ikan lele. Kekurangan kalsium (Ca) dapat menyebabkan pelunakan tulang dan  pertumbuhan tulang yang tidak sempurna.
5.      Fosfor (P)
Kekurangan fosfor dapat menyebabkan radang gusi dan kerusakan gigi. Fosfor juga mempengaruhi pertuumbuhan tulang.
6.      Zat besi (Fe)
Kekurangan zat besi dapat mngakibatkan penyakit anemia. Ciri-ciri orang yang kekurangan zat besi adalah pusing, suhu tubuh dingin, mudah keletihan, tidak bergairah dan pucat.
7.      Natrium
Hal yang terjadi pada tubuh yang kurangan natrium adalah volume darah menurun yang membuat tekanan darah menurun, pusing, kadang disertai dengan kram otot, lemas, lelah, dan kehilangan selera makan.
8.      Tiamin (B1)
Tiamin merupakan suatu koenzim. Kekurangan tiamin (Vit B1) dapat menyebabkan kerusakan pada saraf tepi atau lesi pada  saraf pusat dan dapat mengakibatkan penyakit beri-beri.
9.      Riboflavin (B2)
Kekurangan riboflavin dapat menyebabkan lesi pada mulut, bibir dan lidah.
10.  Niasin
Kekurangan niasin dapat menyebabkan sindrom defisiensi pelagra yang ditandai dengan penurunan berat badan, gangguan pencernaan, dermatitis serta depresi.

Berdasarkan uraian diatas, jelaslah bahwa tubuh manusia membutuhkan zat-zat yang terkandung pada ikan lele. Meskipun ikan lele hidup ditempat yang kotor, namun ikan lele memiliki kandungan gizi yang baik. Ikan lele tidak memiliki sisik, memudahkan pengolahan ikan lele agar layak untuk dikonsumsi. Pada saat sekarang ini, banyak ditemukan pedagang ikan lele yang telah mengolah ikan lele dengan baik, sehingga rasa ikan  lele menjadi gurih dan enak.
Ikan lele dapat bertahan hidup lebih lama, perkembangbiakan ikan lele yang tidak terlalu sulit, kandungan gizi yang terdapat pada ikan lele serta rasa ikan lele yang enak  seharusnya dapat menjadi daya tarik untuk berbisnis ikan lele dan pembudidayaannya.

Membangun Wirausaha di Desa


Mencari nafkah tidak perlu dipaksakan harus di luar desa, kota besar seperti Jakarta, Bandung dan kota lainnya terlebih lagi harus pergi ke luar negeri sebagai Tenaga Kerja Indonesia menjadi Pembantu Rumah Tangga dengan masa kerja paling singkat selama 2 tahun. Resiko yang harus ditanggung oleh setiap Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri diantaranya harus meninggalkan anggota keluarganya di desa. Jangan berpikir untuk mengambil jalan pintas untuk cepat kaya, karena hal tersebut tidaklah bijak. Keberhasilan meningkatkan kondisi ekonomi keluarga diperlukan suatu proses, tenaga, waktu dan biaya bahkan pengorbanan.
Kesejahteraan keluarga bukanlah hanya berpatokan pada tingkat ekonomi, melainkan kesempatan untuk berkumpul dengan keluarga, sehat jasmani dan rohani, bisa bermasyarakat dan sebagainya.
Jangan mudah menganggap perkotaan bahkan luar negeri adalah tempat yang menjanjikan dengan segala peluang usaha maupun kerja. Di perkotaan tidaklah sedikit orang-orang yang harus menderita karena tidak memiliki pekerjaan yang layak bahkan harus tinggal di tempat kumuh seperti di gubuk pinggiran sungai maupun kolong jembatan. Begitu juga kabar yang tidak jarang kita dengar baik dari tetangga, radio, surat kabar maupun televisi bahwa di luar negeri tidak sedikit para TKI harus mengalami nasib yang kurang baik bahkan harus pulang tanpa nyawa.
Kesabaran, kegigihan, hidup hemat, bermasyarakat, kreatif dan pandai melihat kekayaan di sekitar pedesaan sebagai peluang usaha maupun kerja adalah beberapa modal yang harus dimiliki seseorang untuk dapat memiliki sebutan sebagai seorang wirausahawan desa.
Kekayaan yang dimaksud di atas diantaranya adalah melimpahnya sumber daya alam baik yang bernilai maupun yang dianggap tidak bernilai oleh sebagian banyak orang. Pesawahan, pekarangan rumah yang cukup luas, maupun sungai-sungai tersedia untuk bercocok tanam, berkebun, beternak kambing, ayam, bebek dan sebagainya.
Banyak yang tak terpikirkan oleh kita bahwa daun-daun kering, biji daun saga, pelepah pisang, kerang yang tersebar di pinggiran laut dan sebagainya ternyata bila dibuat sekreatif mungkin dapat bernilai ekonomi yang cukup tinggi. Selain bahan-bahan tersebut mudah diperoleh di pedesaan, cara pembuatan kerajinan tangan dari bahan-bahan tersebut tidaklah terlalu sulit. Selain itu, pembangunan desa yang cukup pesat berpeluang juga menciptakan peluang usaha/kerja bagi warga desa.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...