Gbr. Papan Info Objek Wisata Belanja Batik Trusmi Blog Noem3d |
Desa Wirausaha. Sebagai pendahuluan,
kata “Batik” berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa yaitu “amba” artinya
menulis dan “nitik” artinya membuat titik. Batik adalah kain bergambar yang
merupakan warisan hasil ekspresi budaya nenek moyang Indonesia dengan cara
menulis dan menerakan malam, bermakna simbolis dan bernilai estetika tinggi
sehingga menjadi jati diri atau karakter bangsa.
Salah satu
batik yang terkenal hingga di tingkat dunia adalah Batik Trusmi yang merupakan
batik khas Kabupaten Cirebon. Batik ini bukan merupakan barang baru karena dari
sejarahnya dapat ditelusuri semenjak masa Sunan Gunung Jati selaku salah
seorang tokoh Wali Sanga. Batik ini terbuat dari banyak jenis bahan mulai dari
katun hingga sutera, dijual dalam bentuk kain kemeja maupun daster. Harga sebuah
Batik Trusmi cukup bervariasi berkisar antara Rp. 70.000 hingga Rp. 3,5 jutaan
tergantung pada bentuk, ukuran dan kualitasnya.
Sebutan Batik
Trusmi karena asal batik ini dari Desa Trusmi Kecamatan Plered Kabupaten
Cirebon Provinsi Jawa Barat. Kata “Trusmi” pada desa ini berasal dari kalimat
terus bersemi. Secara administratif desa yang dimaksud saat ini adalah Desa
Trusmi Wetan dan Desa Trusmi Kulon.
Batik Cirebon
termasuk golongan Batik Pesisir dan sebagian golongan Keraton. Dua buah keraton
di Cirebon yaitu Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman ini berdasarkan sejarah
telah memunculkan beberapa desain batik Cirebonan Klasik yang masih dikerjakan
oleh sebagian masyarakat desa Trusmi hingga sekarang yaitu diantaranya adalah
motif Mega Mendung, Singa Payung, Singa Barong, Paksinaga Liman, Patran
Kangkung, Patran Keris, Ayam Alas, Banjar Balong, Simbar Menjangan, Simbar
Kendo, Sawat Penganten, Gunung Giwur, Katewono, dan lain-lain. Motif Mega
Mendung inilah yang merupakan andalan Batik Trusmi diantara motif lainnya. Mega
Mendung adalah sebuah motif berbentuk seperti awan.
Gbr. Batik Mega Mendung Blog Jejak Batik |
Begitu
terkenalnya Batik Mega Mendung di mancanegara sehingga Pepin van Roojen seorang
berkebangsaan Belanda pernah menjadikan Batik Mega Mendung sebagai cover sebuah
buku atik berjudul Batik Design terbitan luar negeri. Keterkenalannya batik ini
juga membuat Turki kepincut oleh pesonanya dengan melakukan klaim. Peristiwa
tersebut menjadi pemberitaan beberapa media massa di awal tahun 2015 yang salah
satunya adalah TEMPO dengan memuat berita berjudul “Heboh, Batik Megamendung
Diklaim Turki”. Dalam berita ini diceritakan bahwa beberapa hari sebelumnya
telah ditemukan blouse batik Mega Mendung Cirebon berlabel baju Turki Limited
Edition di butik Mark Spencer Champ Elysees Paris. Peristiwa ini menyebabkan
ramainya pembicaraan para netizen di media sosial seperti Path, Facebook, dan
Twitter. Para netizen merasa sedih dan geram atas klaim bangsa asing yang kali
ini adalah Turki terhadap Batik Mega Mendung sebagai warisan budaya Indonesia. Selain
itu merekapun termotivasi terus berupaya untuk mensosialisasikan atau
mempromosikan produk Indonesia supaya warga dunia tahu, melestarikan dan
mendukung pemerintah Pemerintah Republik Indonesia untuk melaporkan Paten Batik
Megamendung yang di Klaim oleh Turki.
Beberapa hal
penting yang merupakan keunggulan atau juga ciri khas Batik Cirebon bernuansa
klasik tradisional adalah sebagai berikut :
a. Pada bagian-bagian sesuai dengan motif utama
tertentu terdapat unsur ragam hias berbentuk awan atau mega juga selalu
menggunakan motif berbentuk wadasan atau batu cadas. Sedangkan pada ragam hias berbentuk tanahan
atau rentesan (tanaman ganggeng) bagian dasar atau latar kainnya sebagian
dibiarkan kosong atau tanpa diisi. Pada batik-batik Pekalongan biasanya menggunakan
ragam hias tanahan atau rentesan ini.
b. Garis-garis motif bergaris tunggal dan
tipis, berwarna garis lebih tua dibandingkan dengan warna dasar atau latarnya.
Hal tersebut terjadi karena batik Cirebon unggul dalam proses penutupan
(blocking area) menggunakan canting khusus dan bleber yang terbuat dari batang
bambu dengan bagian ujung diberi potongan benang-benang katun tebal yang
dimasukkan pada salah satu ujungnya.
c. Biasanya
warna-warna dominan memiliki warna kuning (sogan gosok), warna hitam, merah
tua, biru tua pada warna dasar kain
seperti krem atau putih gading.
Khusus
kelompok batik Cirebonan Pesisiran, pada perkembangan masa sekarang mempunyai
ciri yang berbeda dengan sebelumnya. Dengan karakteristik masyarakat pesisiran
yang umumnya berjiwa terbuka sehingga mudah menyerap pengaruh budaya asing dari
orang pendatang yang ada di daerah sekitar pelabuhan. Keberadaan orang asing
atau pendatang ini singgah, berlabuh hingga terjadi perkawinan antar etnis yang
berbeda (asimilasi). Dengan kondisi masyarakat seperti itu, jenis Batik Cirebon
yang satu ini lebih cenderung pada pemenuhan komoditas perdagangan dan
komersialitas atau dalam arti lain bisa mengikuti dan memenuhi selera pembeli
atau konsumennya dari berbagai daerah. Wujud dari Batik Cirebon yang
dipengaruhi pendatang tersebut terlihat dari warna-warna batik Cirebonan
Pesisiran sekarang ini lebih atraktif dengan berbagai banyak warna terang dan
cerah serta motif-motif khas pesisir dalam bentuk ragam hias yang bebas hasil
perpaduan antara bentuk-bentuk flora beraneka rupa dengan unsur binatang yang
mampu memikat para penggemarnya.
United Nations
Educational, Scientific and Cultural Organization disingkat UNESCO yang
merupakan Badan PBB untuk kebudayaan pada tanggal 2 Oktober 2009 telah
memberikan pengakuan dengan menetapkan batik sebagai “Masterpieces of The Oral
and Intangible Heritage of Humanity” atau dalam artinya adalah Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan
Nonbendawi serta sekaligus menetapkan tanggal tersebut sebagai Hari Batik
Sedunia.
Atas dasar hal
tersebut di atas, merupakan suatu kebanggaan karena pemerintah telah menetapkan
setiap tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional. Tidak hanya penggunaan
batik sebatas pada tanggal tersebut, pemerintahpun telah mengeluarkan kebijakan
melalui adanya Permendagri
No. 60 Tahun 2007 yang kemudian dilanjutkan dengan adanya perubahan pertama
melalui Permendagri
No. 53 Tahun 2009. Dalam kedua peraturan tersebut tadi, Kementerian Dalam
Negeri menetapkan salah satu pakaian dinas harian yang disingkat PDH yaitu
jenis Batik bagi Pegawai Negeri Sipil yang bekerja di lingkungan Departemen
Dalam Negeri dan PDH jenis Batik dan/atau tenun ikat dan/atau kain ciri khas
daerah bagi Pegawai Negeri Sipil yang bekerja di lingkungan Pemerintah Daerah
yakni Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk digunakan pada
setiap hari Kamis dan Jum’at. Selain itu, banyak pula orang secara sukarela
atau tanpa ada pihak yang mewajibkannya dengan merasa bangga mengenakan batik.
Bagi yang
berminat mendapatkan Batik Trusmi khas Kabupaten Cirebon maupun berkeinginan
untuk mengetahui proses pembuatan bahkan hingga ikut belajar dalam proses
pembuatannya di sebuah Sanggar Batik, anda bisa langsung menuju “Desa Batik” di
Desa Trusmi Wetan dan Desa Trusmi Kulon Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon
Provinsi Jawa Barat. Dari berbagai arah kesemuanya berujung dengan mencari
plang atau papan informasi bertuliskan “Objek Wisata Belanja Batik Trusmi”.
Bagi pengguna
kendaraan pribadi :
Dari arah
barat seperti Jakarta maupun Bandung : selepas dari sekitar pintu keluar tol
Palimanan bisa mengarahkan kendaraannya ke arah timur menuju ke Plered. Waktu
tempuh dari sekitar pintu keluar tol Palimanan menuju Plered dalam kondisi
normal/lancar kurang lebih 10 menit.
Dari arah
timur seperti Surabaya dan Semarang : melewati Kabupaten Brebes Propinsi Jawa
Tengah yang merupakan perbatasan dengan Provinsi Jawa Barat bisa melanjutkan ke
arah barat menuju jalan layang Pegambiran kemudian melewati Terminal Bus
Harjamukti Kota Cirebon, daerah Kedawung menuju ke Plered. Waktu tempuh dari
perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat menuju Plered dalam kondisi normal/lancar
kurang lebih 45 menit.
Bagi pengguna
alat transportasi umum :
Pengguna
Kereta Api Kelas Bisnis dan Eksekutif dari arah Jakarta maupun Surabaya :
Berhenti di Stasiun Kereta Api Kejaksan Kota Cirebon, Jl. Siliwangi bisa
dilanjutkan dengan menggunakan Angkutan Kota atau Angkot dengan kode D-7 dan
D-8 turun di Jl. Kedawung (kurang lebih 10 menit dan tarif Rp. 4.000 jauh dekat)
selanjutnya disambung dengan menggunakan Angkot dengan Kode GP langsung menuju
Plered (kurang lebih 10 menit dan tarif Rp. 4.000 jauh dekat).
Pengguna
Kereta Api Kelas Ekonomi dari arah Jakarta maupun Surabaya : Berhenti di
Stasiun Kereta Api Prujakan di Jl. Nyimas Gandasari selanjutnya menggunakan
Angkot dengan Kode GP langsung menuju Plered (kurang lebih 20 menit dan tarif
Rp. 4.000 jauh dekat).
Pengguna Bus
Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) maupun Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) dari
berbagai kota asal dengan tujuan Terminal Bus Harjamukti Kota Cirebon : dengan
tarif kurang lebih Rp. 5000 an dari terminal bus ini bisa melanjutkan kendaraan
umum seperti minibus / elf jurusan Cirebon-Kadipaten, bus jurusan
Cirebon-Indramayu atau bus-bus jarak jauh AKAP dan AKDP seperti Jurusan Bandung
maupun Jakarta. Yang terpenting adalah meminta kepada kondektur untuk
diturunkan di lokasi “Desa Batik” hingga terlihat plang atau papan informasi
bertuliskan “Objek Wisata Belanja Batik Trusmi”.
Nah, selamat
mengunjungi Objek Wisata Belanja Batik Trusmi. Sebelum atau setelah Sahabat
berwisata belanja batik, sempatkan pula mampir ke objek wisata kriya yaitu Sentra
Usaha Kerajinan Rotan Terbesar di Indonesia yang lokasinya tidak jauh dari
Kecamatan Plered yaitu di Desa Tegalwangi Kecamatan Weru serta berwisata
kuliner untuk mencicipi dan menghilangkan rasa lapar Sahabat dengan makanan
khas Kabupaten Cirebon yaitu Empal Gentong di Desa Battembat Kecamatan Tengah
Tani.
--------------------------------------------------------------
Daftar Pustaka
:
Kriyalea.com. (tanpa tahun). Mengenal Motif Batik Mega Mendung.
<http://www.kriyalea.com/mengenal-motif-batik-mega-mendung/> [23/2/15]
Disparbud Prov. Jabar. (2015). Kerajinan Batik Trusmi.
<http://disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=295&lang=id>.
[4/3/15]
Tempo.co. (2015). Heboh, Batik Megamendung Diklaim Turki. <http://www.tempo.co/read/news/
2015/01/09/219633727/Heboh-Batik-Megamendung-Diklaim-Turki> [24/2/15]
No comments :
Post a Comment