PAREPARE-Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga
Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid menghadiri langsung pelatihan
pemberdayaan terintegrasi bagi WNI Overstayers (WNI-O ) dan TKI
Bermasalah yang telah dipulangkan pemerintah. Salah satu tempat
pelatihan yang dikunjungi Nusron adalah di Kota Parepare, Sulawesi
Selatan.
Kepada para peserta, Nusron memberikan semangat serta secara simbolis
memberikan buku tanungan dengan harapan mereka akan bisa menjadi
wirausaha yang menopang pertumbuhan ekonomi di desanya.
"Harapan kami, mudah-mudahan program ini akan sukses, sehingga
terciptalah warga-warga baru eks-TKI bermasalah yang menjadi warga-warga
yang memiliki kekuatan ekonomi" kata Nusron, kepada peserta pelatihan,
di Hotel Bukit Kenari, Parepare, Jumat (2/10).
Nusron menjelaskan, BNP2TKI menyadari angkatan kerja yang besar yang
tidak diimbangi ketersediaan lapangan pekerjaan di dalam negeri. Hal itu
yang mengakibatkan sebagian masyarakat terpaksa mencari peruntungan ke
luar negeri agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dirinya.
Efek dari itu, banyak TKI yang bermasalah di luar negeri dan juga
WNI-O yang kemudian dipulangkan oleh pemerintah. Di samping itu,
BNP2TKI juga menekankan pentingnya agar para TKI Purna menjadi produktif
dengan modal yang didapatkannya saat bekerja sebagai TKI untuk kemudian
dijadikan modal berwirausaha di daerahnya.
Untuk itulah, kata dia, BNP2TKI menggelar pelatihan pemberdayaan
terintegrasi secara serentak di puluhan kabupaten/kota yang total
pesertanya sebanyak 10.500 orang, dengan harapan mereka, baik para
TKI-B, TKI Purna, dan WNI-O untuk bisa mandiri dan berwirausaha.
Dalam kunjungan tersebut, Nusron Wahid melakukan penandatanganan Mou
antara Kelompok Usaha Bersama TKI, Mitra Lokal LP3AI Parepare, serta
pemberian buku tabungan secara simbolis kepada peserta pelatihan.
Sementara diwaktu yang sama di Medan telah dilakukan kegiatan serupa
yang merupakan rangkaian dari kegiatan besar Pemberdayaan Terintegrasi
TKI Purna/TKI-B/WNI-O di 55 kabupaten/kota seluruh Indonesia yang
merupakan daerah basis kantong TKI.
"Untuk daerah kabupaten Batubara ini khasnya adalah Kain
Tenun/Songket, kami telah gandeng mitra lokal Lembaga Pendidikan
Keterampilan (LPK) Shasya yang merupakan pengrajin tenun songket, lalu
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) KJKS BMT Qiradh, dan akan kami bentuk 2
kelompok usaha TKI dari peserta yang berjumlah 25 orang ini" jelas
Rizal, Kasi Pemberdayaan dan Perlindungan BP3TKI Medan. .
Turut hadir dalam acara pelatihan ini Ketua Komisi C DPRD Kabupaten
Batubara, Yahdi Khoir Harahap, Wakil Ketua Komisi, Ahmad Muktas serta
Sekretaris Komisi, Rizki yang mengapresiasi kegiatan ini dan turut
memberikan bekal berupa motivasi dan semangat bagi para Peserta
pelatihan untuk mampu berubah menjadi sosok yang tangguh, dan berbeda
setelah keluar dari pelatihan ini.
Sumber : BNP2TKI, diakses tanggal 29 Oktober 2015, jam 23.36 WIB
No comments :
Post a Comment