Jakarta, BNP2TKI (10/11) -- Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) mencoba melakukan terobosan dengan
meng-upgrade tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di sektor
informal atau penata laksana rumah tangga (PLRT) menjadi TKI formal.
Demikian Kepala BNP2TKI, Nusron Wahid, dihadapan peserta pertemuan
persiapan penempatan TKI formal yang terdiri dari perwakilan SMK
pariwisata, kesehatan dan tata boga serta perwakilan PPTKIS, Senin
(09/10)
Dalam rangka persiapan penempatan tenaga kerja Indonesia (TKI) formal, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) mengundang 50 sekolah menengah kejuruan (SMK) dan 25 perusahaan pelaksanan penempatan tenaga kerja Indonesia swasta (PPTKIS).
Nusron Wahid menjelaskan, pekerjaan sebagai penata laksana rumah tangga bisa di-upgrade menjadi tenaga kerja bidang hospitality seperti tata boga dan tata graha. Kemudian untuk yang merawat orang tua dan mengasuh anak, bisa di-upgrade menjadi tenaga kerja semi nurse.
“Gajinya pun setara dengan tenaga kerja formal. Untuk sampai ke sana, kita harus melakukan penyesuaian kurikulum, ketersediaan pengajarnya, serta ketersediaan sarana dan prasarana,” jelas Nusron Wahid.
Ditambahkan Nusron Wahid, melalui mekanisme seperti ini nantinya bisa memangkas peran calo. PPTKIS tidak perlu lagi memanfaatkan calo tapi bisa langsung datang ke lembaga pendidikan. Selain itu, tidak perlu lagi ada penampungan TKI.
“Tinggal kolaborasi PPTKIS dan SMK mengenai kurikulumnya, pelatihannya dan tempat pembelajarannya yang dapat dilakukan di lingkungan sekolah,” tambah Nusron.
Nusron Wahid dalam paparannya didampingi oleh Deputi Penempatan BNP2TKI Agusdin Subiantoro, Deputi Kerjasama Luar Negeri dan Promosi Elia Rosalina Sunityo. Hadir dalam acara tersebut sebagai peserta rapat yaitu perwakilan dari 50 SMK di wilayah Jabodetabek dan 25 PPTKIS.
Mereka yang ingin menjadi TKI informal PLRT khususnya di Timur Tengah akan di-upgrade menjadi TKI formal hospitality dan nurse dengan gaji mulai dari 2100 Real. Hal ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dari program pengiriman zero TKI informal pada tahun 2019.***(Humas/Pur-Lin).
Dalam rangka persiapan penempatan tenaga kerja Indonesia (TKI) formal, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) mengundang 50 sekolah menengah kejuruan (SMK) dan 25 perusahaan pelaksanan penempatan tenaga kerja Indonesia swasta (PPTKIS).
Nusron Wahid menjelaskan, pekerjaan sebagai penata laksana rumah tangga bisa di-upgrade menjadi tenaga kerja bidang hospitality seperti tata boga dan tata graha. Kemudian untuk yang merawat orang tua dan mengasuh anak, bisa di-upgrade menjadi tenaga kerja semi nurse.
“Gajinya pun setara dengan tenaga kerja formal. Untuk sampai ke sana, kita harus melakukan penyesuaian kurikulum, ketersediaan pengajarnya, serta ketersediaan sarana dan prasarana,” jelas Nusron Wahid.
Ditambahkan Nusron Wahid, melalui mekanisme seperti ini nantinya bisa memangkas peran calo. PPTKIS tidak perlu lagi memanfaatkan calo tapi bisa langsung datang ke lembaga pendidikan. Selain itu, tidak perlu lagi ada penampungan TKI.
“Tinggal kolaborasi PPTKIS dan SMK mengenai kurikulumnya, pelatihannya dan tempat pembelajarannya yang dapat dilakukan di lingkungan sekolah,” tambah Nusron.
Nusron Wahid dalam paparannya didampingi oleh Deputi Penempatan BNP2TKI Agusdin Subiantoro, Deputi Kerjasama Luar Negeri dan Promosi Elia Rosalina Sunityo. Hadir dalam acara tersebut sebagai peserta rapat yaitu perwakilan dari 50 SMK di wilayah Jabodetabek dan 25 PPTKIS.
Mereka yang ingin menjadi TKI informal PLRT khususnya di Timur Tengah akan di-upgrade menjadi TKI formal hospitality dan nurse dengan gaji mulai dari 2100 Real. Hal ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dari program pengiriman zero TKI informal pada tahun 2019.***(Humas/Pur-Lin).
Sumber : BNP2TKI, diakses tanggal 11 Nopember 2015, jam 05.49 WIB.
No comments :
Post a Comment